Selasa, 06 Januari 2015

USIA RENTA



Kebanyakan manusia menghabiskan hidupnya
dengan kesibukan. Seperti berjalannya waktu. Hari,
bulan, dan tahun berlalu begitu saja dalam sekejap.
Namun kebanyakan orang melupakan hal ini. Mereka
merasa dirinya tak akan menjadi tua. Usia muda, yang
mereka pikir takkan berakhir, sesungguhnya hanya
sebentar saja. Hampir semua orang akan mengalami
usia senja. Namun kebanyakan orang merasa bahwa
hari tua masih lama menjelang. Mereka mencoba
menghindari kenyataan bahwa mereka akan tua,
lemah, dan tak berdaya.
Anggaplah di depan Anda ada dua orang muda
yang terlihat gagah, bersih, berkulit mulus, giginya
putih. Namun ada satu yang lebih penting. Akan tetapi
50 tahun kemudian tidak akan lagi tampak sisa-sisa
kemudaan dan kecantikan pada keduanya. Waktu
telah menghancurkan segalanya. Itulah hukum alam

Contohnya, buah jeruk yang manis, lezat, dan segar
akan menjadi busuk. Apel akan membusuk dalam
waktu singkat. Kecantikan manusia menjadi pudar.
Kulit, komponen terpenting kecantikan manusia,
hilang elastisitasnya sejalan dengan berjalannya
waktu, tumbuh dan kemudian keriput. Keindahan
dan kehalusan kulit manusia muda akan keriput di
usia tua. Kehilangan keindahannya, seperti lumpur
kering. Kulit manusia di usia muda masih kencang.
Cubitlah kemudian lepaskan, maka akan kembali ke
keadaan sebelumnya. Namun kulit orang tua menjadi
keriput. Rambut memutih dan rontok di usia tua.
Setiap bagian tubuh menjadi rusak dengan semakin
bertambahnya usia. Hidung dan telinga menjadi
rusak, secara cepat.

Tidak hanya penampakannya yang menua, fungsinya
juga demikian. Ketika sel-sel tidak terbaharui lagi,
manusia akan kehilangan inderanya ketika menjadi
tua. Penglihatan dan pendengarannya menjadi
berkurang. Lemah dan rusaknya daya pandang
manusia adalah contoh yang sangat jelas bahwa
kehidupan dunia ini maya. Selebriti, artis, bintang film
dan politisi yang gagah terlihat mengagumkan di usia
mudanya akan terlihat sangat berbeda di usia tua.
Mereka kehilangan kekuatan dan kecantikannya.

Contohnya, olahragawan yang dikenal dengan
kekuatan dan staminanya akan menjadi lemah ketika
tua. Orang-orang terkenal adalah lambang bahwa
dunia ini fana. Kulit Anda juga akan seperti mereka
suatu saat. Dan ketika Anda melihat cermin, penuaan
itu terlihat sedang berjalan.


HAKEKAT KEHIDUPAN



Akal manusia tidak bisa membayangkan ukuran dan fungsi jagat raya yang kita huni. Kira-kira terdapat 300 milyar galaksi di jagat raya. Galaksi bima sakti kita adalah salah satunya. Di dalamnya ada 250 milyar bintang. Matahari adalah salah satunya. Dengan kata lain, masih lebih banyak bintang di jagat raya daripada buti ran pasir di seluruh pantai di dunia, dan matahari kita hanya se perti sebutir pasir. Bumi tempat kita berpijak tidaklah lebih luas dari sebutir pasir. Sebagai manusia, mahluk kecil yang menghuni bumi, dia bukanlah apa-apa dibandingkan dengan ukuran jagat
raya. Namun manusia melupakan semua ini, bahkan merasa di rinya besar. Dia hidup dengan penuh kesombongan. Dia lupa bahwa dia adalah mahluk lemah ciptaan Allah, yang suatu hari akan mati dan harus menghitung amalnya di hadapan Allah. Lebih
jauh lagi, dia terbuai dengan urusan dunia, yang
ukurannya tidak lebih besar dari sebutir pasir bila
dibandingkan dengan jagat raya.

Dan semua orang akan segera mati dan dikubur
dalam lubang kecil di bumi. Sebelum mengantarkannya
pada hari akhir, Allah pasti akan menunjukkan
bahwa dia itu begitu lemah. Jika tidak mati muda,
contoh ketidakberdayaan manusia di dunia adalah
ketika ia menjadi tua renta.


Lihatlah orang-orang di sekitar Anda. Mereka adalah manusia biasa sama seperti Anda. Mereka biasa membaca, seperti Anda sekarang. Mereka juga bangun di pagi hari, membasuh muka, sarapan, dan
pergi bekerja atau ke sekolah. Mereka juga punya kekasih, artis ido  la, mobil, rumah, dan tagihan yang harus dibayar. Mereka juga punya saat-saat istimewa, perayaan tahun baru atau ulang tahun. Tak sedetik pun terbayang bahwa selain mereka punya waktu
ulang tahun, mereka juga punya hari kematian.

Senin, 05 Januari 2015

Paradigma Materialistik

Paradigma Materialistik
Menjawab pertanyaan: "Apa itu manusia?" seribu satu jawaban bisa muncul, dari yang bersifat teknis praktis sampai yang bersifat filosofis teoritis.
Untuk mudahnya tanyakan dulu: "Sejak kapan kamu menjadi manusia?" biasanya orang akan menjawab: " Sejak lahir".
Yang terlahir dari perut ibu adalah tubuh jasmaniah. Berarti yang dimaksud dengan manusia adalah "tubuh biologis" saja. Inilah paradigma yang materialistik.


Paradigma Materialistik menganggap segala sesuatu baru dikatakan "ada" jika mewujudkan secara "materi". Sehingga manusia pun dianggap sebagai manusia hanya sebatas tubuh materialistiknya saja. Penghargaan manusia terhadap manusialain adalah penghargaan terhadap materi tubuhnya saja, atau materi-materi lain yang melekat pada tubuh itu seperti pakaian, perhiasan, dan kendaraan yang digunakan. Hal-hal yang non-materi dianggap "tidak ada" dan "tidak penting". Maka kejujuran, cinta dankasih sayang, kesetiaan, keberanian, kesederhanaan, ketekunan, dan lain-lain tidak lagi dianggap penting